The Good Friend

The Good Friend

17 tahun ke atas
Synopsis

Perundungan tak membuatnya menjadi remaja yang lemah. Awan tetap menjalani hari seperti biasa; bersekolah, mengajar delapan anak jalanan di Sekolah Pinggir Kali, serta membantu berjualan di warung nasi milik neneknya. Ia hanya punya satu teman baik, yaitu Nathan.
Sementara itu, Langit yang kecewa dan marah pada papanya, selalu menjadikan Awan sebagai pelampiasan. Ia bersama Satria dan Iman sering mengerjai Awan. Menyuruh Awan membeli ini itu, bahkan tak segan memukulnya.
Suatu sore, sebuah kejadian membuat segalanya berubah. Pelaku dan korban perundungan itu akhirnya menjadi teman baik.
Namun, hal itu tak berlangsung lama. Ketika libur­an yang menyenangkan berubah menjadi tragedi.


Author : DENKUS
Price : Rp 79,000
Category : FICTION,MYSTERY & THRILLERS
Page : 168 halaman
Format : E-Book
Size : 13 cm X 19 cm
ISBN : 9786230416064
Publication : 27 October 2023

Prolog

LANGIT.

AWAN MATI.

Berkali-kali, aku mengusap keringat yang membanjiri wajahku dengan tanganku yang lembap dan bergetar. Jantungku bertalu-talu. Wajah pucat Awan mendominasi pikiranku, mengaduk-aduk perasaanku.

Kesal, sedih... kematian Awan di luar bayanganku. Siapa yang membunuhnya?

“Berhenti, bangsat!” umpat Satria. Dari kaca spion tengah, aku melihat wajahnya mengeras. Matanya mendelik tajam.

“Kalau lo mau mati nyusul Awan, jangan ajak-ajak gue!”

“Gue enggak mau masuk penjara,” rengek Hari. Dia duduk di belakangku. Aku tidak bisa melihat wajahnya dari kaca spion tengah karena tubuhnya merapat ke pintu. Mendengar suaranya yang bergetar, aku rasa dia sedang menangis. Sama seperti Hari, aku pun takut akan hal itu. Penjara.

Please, Lang. Gue mohon sama lo. Berhentiin mobilnya.

Lebih baik kita bicara sama polisi itu baik-baik. Jelasin semuanya. Kalau kabur begini, malah kita yang salah,” ujar Iman. Aku tidak tahu mengapa dia bisa bersikap setenang itu. Enteng banget dia menyarankan begitu. Dia pikir, polisi bakalan percaya kalau kami menceritakan yang sebenarnya terjadi?

“Enggak! Gue bakalan tetap bawa Awan pulang. Kita pergi sama-sama, pulang juga harus sama-sama!” kukuhku.

Kuinjak pedal gas lebih dalam. Mesin mobil berderum, dan melaju dengan kencang. Jalanan yang ramai membuat mataku awas, bergantian memperhatikan ke arah jalan, melirik kaca spion tengah dan samping. Samar-samar, aku melihat kerlipan sirene mobil polisi di belakang.

“Bangsat, Langit! Lo mau buat kita semua mati, hah? Berhentiin mobilnya sekarang!” bentak Satria.

“Langit, please.” Iman sepertinya tidak bisa mengatakan apa-apa lagi selain memohon. Dari ekor mataku, aku bisa melihat ketakutan menyelimutinya. Dia berpegangan pada apa pun di dekatnya.

Tenang, Im. Aku tidak akan menabrakkan mobil ini. Aku hanya ingin membawa Awan pulang.

“Gue enggak mau masuk penjara.” Hari merengek lagi.

Mengapa bisa begini? Bukan seperti ini liburan yang aku inginkan. Awan mati. Siapa yang membunuhnya?

Aku membanting setir, mobil membelok tajam. Bunyi klakson mobil lain terdengar keras. Nyaris saja tabrakan. Dengan jantung berdebar cepat, aku menginjak pedal gas, mobil kembali melaju dengan kecepatan tinggi.

Sebentar lagi sampai di rumah Awan.

Raungan sirene terdengar jelas. Aku menoleh ke kanan, kerlipan sirene terlihat dari mobil polisi.

Ketiga temanku tidak lagi bersuara.

Dari kaca spion tengah, aku melihat mobil polisi berbelok tajam di belakang.

Sebentar lagi. Gang menuju rumah Awan hampir terlihat. Itu dia. Aku membelokkan mobil dan sekarang kami tengah melintasi jalan gang perkampungan yang lengang. Lima ratus meter lagi. Aku berhasil membawa Awan pulang!

Akhirnya kami sampai di rumah Awan. Aku menginjak pedal rem, mobil berhenti di depan pelataran rumah bercat putih.

Aku mematikan mesin mobil. Seketika, kesunyian menyergap. Aku bisa mendengar deru napasku yang menggebu-gebu. Di sebelah, Iman mengesah. Satria berdecak dan mengumpat di belakang. Hari masih terisak.

Sirene mobil polisi lamat-lamat terdengar dan semakin jelas. Tidak butuh waktu lama, seorang polisi menggedor-gedor kaca pintu mobilku. Aku membuka pintu dan keluar dari mobil. Seorang polisi berwajah keras menatapku. Kutebak, setelah ini, kami akan digiring ke kantor polisi kemudian di-
interogasi.

Anehnya, aku merasa lega karena berhasil membawa Awan pulang.

Polisi lain meminta ketiga temanku keluar dari mobil. Lalu, polisi di dekatku meminta rekannya untuk menggeledah mobilku. Sekilas, aku melirik ketiga temanku. Mereka berwajah tegang. Kurang dari satu menit, polisi yang menggeledah mobilku berseru, “Dan, ada mayat!”

***

Nazilatur Riskiyah
6 months ago
buku ini bagus bgt. aku suka. alurnya bikin penasaran. baca jugs yuk!
Raens Halim
6 months ago
Novel yang berjumlah 167 halaman ini bisa kamu baca dalam sekali duduk. Cocok untuk kamu yang mau mencoba bacaan bergenre misteri. Cerita di novel ini benar-benar ringan dan membuat rasa penasaran semakin besar di setiap halamannya. Awan seorang remaja yang kerap menjadi korban perundungan di sekolah, baik secara verbal maupun fisik. Pelakunya adalah Langit, seorang remaja yang ternyata kehidupannya tidak seindah Awan. Langit tinggal dengan kedua orang tuanya yang sering bertengkar, sedangkan Awan tinggal dengan neneknya yang selalu menyayanginya dengan tulus. Terjadi suatu hal yang membuat mereka akhirnya berteman. Awan tidak pernah menaruh dendam kepada Langit, ternyata ada rahasia dibalik sikapnya itu. Aku juga curiga bahwa ada sesuatu diantara mereka. Awan pun akhirnya berteman dengan Langit dan ketiga temannya. Mereka pergi liburan bersama yang berakhir menjadi sebuah tragedi. Siapa pelakunya? Ada beberapa orang yang aku curigai di sini. Lanjut baca buku keduanya dulu! 😆
Nazilatur Riskiyah
6 months ago
Buku ini bercerita ttg Awan yg mengalami perundungan dari Langit dan kawanannya, Satria dan Iman. Bedanya, Iman ini tdk menyukai tindakan yg dilakukan Langit dan selalu menegur jika Langit sudah keterlaluan. Menurutku, Iman adl tipe sahabat yg tak segan menegur jika temannya salah, bukan selalu membenarkan tapi menghujat di belakang. Awan mengalami perundungan setelah dia menyelamatkan Nathan yg akan bunuh diri karena tak tahan mendapatkan perundungan dari Langit. Kejadian itu membuat Awan dan Nathan bersahabat, mendirikan Sekolah Pinggir Kali utk anak2 putus sekolah yg tinggal di kawasan kumuh jakarta. Saat Awan menyelamatkan Langit yg tengah meregang nyawa, Langit menjadi insaf dan meminta maaf atas segala kesalahan yg dia lakukan. Saat harusnya persahabatan yg baru terjalin itu berjalan sempurna, tragedi kembali terjadi. . Diceritakan menggunakan sudut pandang Awan dan Langit membuat pembaca memahami apa yg mereka rasakan dan alasan apa yg membuat Langit melakukan perundungan. Meski alasan tsb tidak bisa dibenarkan menurutku. Aku percaya, gaya parenting, perseteruan orang tua, dan orangtua yg abusif itu membentuk anak mencari pelampiasan di luar rumah, dengan cara spt yg biasa dia lihat di rumah. Ya dengan cara melakukan perundungan thd org yg lebih lemah. Bisa teman sekelas yg pendiam atau kpd adik kelas. Kalau dibiarkan, akan menjadi lingkaran setan yg tak berkesudahan. Sbg ortu, aku menjadi lebih aware thd tema ini. Mendampingi tumbuh kembang anak, hadir secara utuh (baik jasmani dan rohani). Bukan hanya hadir secara fisik, tp jiwa entah dimana. . Meski terbilang tipis, hanya 172 hlmn, tapi banyak aspek yg dibahas. Selain tema yg sdh disebut di atas, buku ini juga menyinggung ttg berbakti kpd orangtua spt yg dicontohkan Awan kpd neneknya. Unsur thrillernya juga berasa, apalagi sdh disinggung di prolog membuat aku menantikan klimaks cerita. Perubahan pribadi Langit juga make sense menurutku. Tidak terjadi tiba2. Meski tokoh di buku ini sedikit, semua melakukan perannya secara maksimal. Strugglingnya Nathan, rajinnya Hari, baiknya Awan, bahkan kemunculan Kenzo jg nggak terjadi secara tiba2. Aku rekomendasikan buku ini utk pencinta thriller, atau buat teman2 yg mau nyobain genre misteri thriller. Seru.
DENKUS

DENKUS mulai aktif di kegiatan fiksi kriminal Indonesia dan memiliki toko buku online yang khusus menjual novel-novel fiksi kriminal. Melalui karakter-karakter di novel-novelnya, dia mencoba memberi semangat pada siapa pun yang merasa kesepian. Kita boleh lelah, tapi tidak boleh menyerah! Karya-karyanya yang lain bisa ditemukan di akun Instagram: @itsdenkus

View Profil

RECOMMENDED FOR YOU Explore More