Asian Female Tiger in Love
Terlahir dari keturunan Asia dan sebagai kaum minoritas di negara asing, tidak membuat kehidupan pemilik nama asli Minari Yuto terpuruk. Di sana ia menemukan rumah dan keluarga yang hangat. Awalnya memang begitu, tetapi entah kenapa keadaan berubah. Segalanya hanyalah kehidupan palsu yang terbuat dari belas kasihan orang lain. Dari sinilah kisahnya dimulai, siapa yang akan menyangka jika ternyata seekor harimau betina pun bisa setangguh sang raja hutan. Jika Minari adalah harimau betina maka Austin adalah sang raja yang akan menemani langkah kaki Minari nanti. Sayangnya, cerita mereka berdua lebih rumit dari yang dibayangkan. Namun, terlepas dari kehebatan sang predator. Harimau betina pun memerlukan sang raja di sampingnya.
Author | : | Song Ni Na |
Price | : | Rp 129,000 |
Category | : | FICTION,ROMANCE |
Page | : | 301 halaman |
Format | : | E-Book |
Size | : | 13 cm X 19 cm |
ISBN | : | 9786230414053 |
Publication | : | 12 July 2023 |
Spring, Today
Suara kicau burung dari arah luar menghinggapi telinga. Air raksa yang menempel di dinding, naik tanpa disadari. Sinar matahari bergerak menembus jendela kamar yang berada di lantai dua. Seberkas cahaya lolos dari balik tirai. Walau intensitasnya kecil, berkas cahaya yang masuk cukup menyilaukan. Kehadirannya mengganggu hibernasi pemilik kamar. Tubuhnya terbaring di atas ranjang berselimutkan kantuk, enggan untuk memulai aktivitas. Berniat melanjutkan tidur, dia membalikkan badannya ke arah berlawanan memposisikan diri memunggungi cahaya.
“Grrrkkk….”
Hanya berselang beberapa menit. Tidurnya kembali terusik. Penyebabnya adalah suara keroncongan yang berasal dari dalam perut. Tubuhnya bergeming berniat mengabaikan sinyal dari sistem pencernaan. Namun, semakin dibiarkan, lambungnya justru semakin berontak mengelu-elukan rasa lapar kepada jaringan otak. Ditambah lagi, suhu panas di dalam kamar mulai terdeteksi oleh kulit mulusnya, menimbulkan perpaduan sempurna yang begitu menyiksa. Hingga membuatnya menyerah untuk terus bermalas-malasan di atas ranjang.
Kedua tangannya meregang di udara. “Aargh,” keluhnya, sambil merubah posisi tidur menjadi terlentang.
Dia menarik setengah tubuhnya dengan gerakan malas dan dengan kedua mata yang masih tertutup. Sepertinya, perlu sedikit waktu untuk mengumpulkan nyawa yang masih tertinggal di alam mimpi. Mendapatkan kembali seluruh nyawanya, bukan berarti akan segera beranjak dari sana. Dia tetap pada posisinya, duduk memeluk kedua lutut dengan keadaan mata terpejam. Setiap detik berlalu sia-sia, sampai dua kelopak matanya bergerak secara perlahan, memperlihatkan sepasang iris berwarna hijau terang yang tersembunyi.
Setengah terkesiap, satu tangan perempuan muda dalam balutan tank top dan hotpants hitam memegangi jantungnya yang hampir terlepas. Dia terkejut melihat subjek pertamanya, bayangan seorang perempuan bertubuh kurus dan ramping dengan rambut hitam berantakan juga sedang menatapnya. Usai memastikan kepada diri sendiri bahwa yang kedua bola matanya lihat adalah bayangannya sendiri. Ia pun menurunkan kaki kanannya ke samping, menyentuh keramik dingin nan mengkilap bermotif Talavera.
“Mengejutkan saja,” gumamnya pada cermin di sudut depan kamar.
Satu kakinya yang lain bergerak turun mengikuti kaki kanannya yang sudah lebih dulu menyentuh ubin. Kedua kaki jenjangnya tampak tegas menopang berat tubuhnya, melangkah pelan ke arah pintu kayu yang dipenuhi ukiran aesthetic. Tangan kanannya terulur mencapai handle pintu keemasan. Lalu tanpa ragu dia membuka daun pintu tersebut dan berjalan keluar menuruni anak tangga sambil menguap kecil.