Memory of You
Sejak pertemuannya dengan seorang gadis misterius bermata biru safir di pusat kota Praha, Dion meragukan semua teman-teman dan keluarganya. Bahkan Dion merasa ia pernah ke Praha sebelum ini, untuk waktu yang lama.
Dion semakin yakin ada rahasia yang disembunyikan ketika gadis yang bisa berbahasa Indonesia itu mulai menguntitnya. Masalahnya, sejak kecelakaan beberapa tahun yang lalu, Dion tak bisa mengingat apa pun yang terjadi setelah ia lulus kuliah.
Siapa sebenarnya gadis bermata biru safir itu? Apakah ini benar-benar kali pertama Dion menginjakkan kakinya di Praha?
Author | : | Ranieva |
Price | : | Rp 99,000 |
Category | : | FICTION,ROMANCE |
Page | : | 230 halaman |
Format | : | E-Book |
Size | : | 13 cm X 19 cm |
ISBN | : | 9786230413032 |
Publication | : | 30 March 2023 |
“Tento název je Queen’s Heart.”
Mata hitamnya berbinar indah, bibir tipisnya tertarik ke atas, dan rambut hitam pendeknya bergerak-gerak ditiup angin yang membelah Sungai Vltava.
“Keren! Kamu membuatnya sendiri?”
Ia tak henti-hentinya berdecak kagum melihat hasil karyaku yang tak seberapa ini. Benda berbentuk seperti mata tombak dengan lekuk-lekuk menyudut di permukaannya ini berwarna merah pekat seperti darah. Itulah kenapa aku memilih nama Queen’s Heart, karena bentuknya seperti hati.
“Ini bukan apa-apa dibanding buatan Kakek,” ujarku.
Bukannya setuju, ia menggeleng cepat dan meremas bahuku. “Ini luar biasa, Chessa! Kamu memang seniman berbakat!”
Aku tertawa mendengar pujiannya yang berlebihan. Pemuda yang hanya lebih muda beberapa bulan dariku ini selalu bisa membuatku tertawa. Ia bukan berasal dari tempat yang sama denganku. Ia berasal dari negeri yang jauh. Namun, ia selalu menemuiku setiap akhir pekan selama liburan musim dingin dan musim panas. Ia selalu ada di sana, di tepi sungai Vltava. Menungguku.
“Lusa aku ulang tahun, kamu ingat?”
Ia mengangguk cepat, senyumnya tak pernah pudar. “Tentu! Kamu akan menginjak usia tujuh belas, dan aku akan menyusulmu sebentar lagi!”
Musim dingin kala itu, ia menghadiahkan sebuah topi rajut berpita ungu kepadaku. Untuk melindungiku dari sinar mentari saat musim panas katanya. Ia selalu memberiku hadiah yang unik dan aneh, seperti tahun sebelumnya—saat ulang tahunku yang ke-16, ia membawakanku sebuah pot besar yang cantik. Katanya untuk menanam lily of the valley kesukaanku.
Ketika usiaku menginjak sembilan belas tahun, ia kembali menungguku di tepi sungai Vltava. Kali ini dengan tangan kosong. Kami berbincang sampai mentari hampir tenggelam dan dingin mulai menusuk tulang. Namun, entah kenapa aku selalu merasa hangat bila di dekatnya. Baru kusadari kami sudah tumbuh dewasa, bahwa ia sudah menjadi pemuda yang tampan. Seperti angin dari timur yang menyegarkan di musim panas.
“Chessa, besok aku harus pulang.”
Aku terhenyak. Biasanya ia akan pulang ke tempatnya berasal, tiga minggu setelah ulang tahunku. Kenapa kali ini ia terburu-buru?
“Aku sudah menginjak semester sibuk. Aku mungkin baru akan kembali musim dingin tahun depan. Musim panas nanti aku harus mengerjakan tugas akhirku.”
Aku menggenggam tangannya yang tak berbalut apa pun. Tiba-tiba saja perasaanku tidak enak, seolah aku tak akan melihatnya lagi. “Kamu akan kembali ke sini kan?” Bahkan bahuku bergetar saat berucap, tapi bukan karena dingin.
Ia hanya tersenyum, kemudian memelukku dalam diam. Kami berpelukan untuk beberapa saat, sampai ia menjauh. Kurasakan sesuatu menggantung di leherku. Seuntai kalung berbandul kristal tersemat di leherku. Kemilau peraknya menyamai putihnya salju.
“Aku akan kembali, Chessa. Aku akan selalu menemukanmu.”