Gadis yang dipasung
Jenny, Laura, dan Robin tidak tahu kenapa mereka dihantui sosok gadis yang dipasung. Dalam ketakutan yang tak terkira, mereka berupaya menghindari gadis itu. Namun, alih-alih bisa menjauh, mereka malah mendekat pada sosok mengerikan tersebut. Kemudian, bukan hanya tentang si gadis, tetapi mereka juga mengetahui kisah memilukan yang dialami sosok itu, kendati seluruh cerita tidak bisa diketahui secara pasti.
Author | : | Ari Keling,Peter Spy |
Price | : | Rp 65,000 |
Category | : | FICTION |
Page | : | 145 halaman |
Format | : | E-Book |
Size | : | 13 cm X 19 cm |
ISBN | : | 9786230412554 |
Publication | : | 02 February 2023 |
Dari jalan yang habis diguyur hujan Mang Daming melangkah ke halaman rumahnya sambil mengisap rokok keretek. Pagi yang lebih dingin daripada biasanya membuat lelaki berkulit sawo matang ini bergegas masuk ke rumah. Setelah membuka pintu, dia lantas duduk di ruang tamu seraya mematikan rokoknya di asbak yang berada di meja. Dia mengembuskan asap rokok sembari menyandarkan punggungnya pada sandaran bangku.
Bi Sri yang berada di dapur mendengar suara pintu dibuka oleh Mang Daming. Dia lantas membuatkan secangkir kopi hitam dan membawanya ke ruang tamu. “Jadi, benar ada mayat perempuan?” tanyanya seraya menaruh cangkir kopi ke meja. Dia kemudian duduk di dekat suaminya itu.
“Iya.” Mang Daming mengangguk pelan. “Mayat itu ditemukan di saluran air yang mengarah ke sawah,” tuturnya kemudian.
“Mayat siapa?” Bi Sri menatap Mang Daming lebih saksama. Dia penasaran.
“Enggak ada satu pun warga yang kenal sama perempuan itu,” jawab Mang Daming. “Itu perempuan muda. Pakai kaus putih, jaket biru, dan celana panjang hitam. Ada luka tusukan di lehernya.”
Bi Sri mengernyit ngeri. “Terus bagaimana mayatnya? Apa Pak RT sudah laporan ke polisi?”
“Sudah.” Mang Daming mengangguk. “Mayatnya sudah dibawa ke rumah sakit.”
“Selama kita tinggal di kampung ini, baru kali ini ada mayat perempuan mati seperti itu. Saya jadi takut kalau mau keluar rumah sendirian.” Bi Sri terlihat sangat waswas. Dia menggesar duduknya. Sikapnya memperlihatkan bahwa dia tidak tenang.
Mang Daming menatap serius Bi Sri. “Pokoknya, setelah Maghrib kamu jangan keluar sendirian dulu. Kalau siang juga hati-hati jika melalui jalan yang sepi. Kita harus waspada, terutama terhadap orang yang enggak kita kenal.”
“Iya, Pak. Saya paham. Kalau enggak ada urusan yang sangat penting, lebih baik di rumah saja.”
“Betul.” Mang Daming menyulut sebatang rokok. Dia tidak bisa menutupi kegelisahannya. Bagaimanapun, melihat sendiri mayat perempuan muda mati dengan kondisi mengenaskan membuatnya cemas. Dia khawatir pada keselamatan dirinya berserta keluarganya.
Selain menulis novel, Ari Keling juga menulis skrip film. Sejauh ini ada 27 novel yang diterbitkan oleh beberapa penerbit mayor seperti Grasindo, Mediakita, Bhuana Sastra, Fiksi Laksana, Penerbit Indiva, serta di beberapa platform daring seperti Kwikku, Storial, Cabaca, GoodNovel.
Beberapa karyanya:
- "Air Akar", Finalis Cerpen Kompetisi Menulis Tulis Nusantara 2012. (Gramedia Pustaka Utama, 2013).
- "Dia yang Ada di Antara Kita" (Bhuana Sastra, Oktober 2018). 30 Besar AKATARA From Book to Screen 2019.
- "Mitomania: Sudut Pandang" (Penerbit Indiva, Januari 2021), Juara Harapan Kompetisi Menulis Indiva Kategori Novel Remaja 2019.
- "Memedi" (Cabaca.id, Maret 2020), Novel Horor Terbaik Cabaca 2020.
- "Ibumu, Ibumu, Ibumu" (Cabaca.id, April 2020), Juara 1 Kontes Novel Islami Cabaca Ngabubuwrite 2020.
- "Jangan Ambil Surgaku" (Kwikku.com, Desember 2020), Pemenang Falcon Script Hunt 2020 yang akan difilmkan oleh Falcon Pictures.
- "Alas Lali Jiwo" (Storial.co, Desember 2020), Pemenang Kategori Karakter Unik Kompetisi Novela Urban Legend Storial 2020.
- "Gadis yang Dipasung" (Bhuana Sastra, Januari 2023).
- "Surga di Telapak Kaki Bapak" (Kwikku.com, Februari 2023), script film pilihan Falcon Script Hunt 2022.